Kamis, 18 Desember 2014

, Tentang Hujan, dan kamu, Jhie..

Jhie...
Maaf..
Aku telah melukaimu sangat jauh. Aku terlampau jauh mengacuhkanmu. Waktu terlampau dalam mengartikanmu.
Kau tahu, Jhie...
Dalam hitungan detik pun, aku tak pernah bisa melupakan wangimu. Bahkan satu denyutan jantungku pun, tak pernah bisa aku membuang serunimu dari pandnganku.
Dan kau tahu tidak, Jhie..?
Mawar ini masih mekar. Masih aku dimpan rapih di atas jarum jam kamarku. Yah, kau pernah tahu kamarku bukan?
Tak luas. Tak indah. Tak mewah. Bahkan, bau busuk dari kamarku sampai menusuk ke peraduan siang sekalipun. Tapi mawar ini msih sngat indah dan wangi. Aku suka baunya. Jika aku tatap mawar itu, sekat-sekat pembuluh darahku mendadak berhenti. Karena aku mencintaimu, Jhie...
Jhie...
Ku hsraap kau mau mengerti bahasa kalbuku ini. Dengan singkat, aku pasti tahu. Aku memahamimu, Jhie...
Dua tahun lagi, mungkin ku sudah tak ada. Bukan karena Tuhan menginginkanku. Bukan pula karna Tuhan menyukaiku. Tapi karena Tuhan telah tanamkan cinta seseorang untukku.
Inilah balada kisahku,Jhie...
Kita pernah ada dalam satu kisah. Tapi Tuhan meminta yang lain untuk kita.
Kita pernah ada dalam satu kehngtan, tapi Tuhan memberikan jalan yang lain untuk kita.
Jhie, percayalah...
Ada dua masa setelah semua ini berakhir. Kau besama indahmu. Dan aku, bersama bahagiaku.
Semua berjalan apa adanya...
Jhie...
Tentang hujan dan kamu..
1103993