Minggu, 24 Februari 2013

Resensi Novel "Aku Pembunuh...??? "


Judul Novel : Aku Pembunuh ?
Penulis : Ery Maryana
Hari/Tanggal : Jum’at, 08 Desember 2012
Waktu : 13.00
Tempat : GP.7 IKIP PGRI SEMARANG

Novel Aku Pembunuh diambil dari sebuah kisah nyata dalam kehidupan yang ada di masyarakat. Novel ini mengisahkan tentang perjuanagn seorang ibu dengan dua orang anak yang berjuang melawan penyakit ganas yang dialami putri kecilnya. Selama sekian waktu, ia berjuang dalam segala kepedihan dan keresahan hati untuk memberikan semangat kepada anaknya dalam melawan penyakit yang mematikan.

Ery Maryana. Adalah seorang penulis berbakat dengan dua anak yang mempunyai tubuh mungil dan dengan segala kekreatifannya merangkai kata-kata menjadi sebuah karya indah. Perempuan kelahiran Semarang, 10 Maret 1977 ini mengawali karir menulisnya sudah sejak lama. Beberapa karya-karyanya adalah Santet, Suster jatuh cinta, dan masih banyak beberapa karyanya lagi yang ia kreasikan dalam sebuah cerpen indah. Dalam mmengapresiasikan karya-karyanya termasuk dalam novel Aku Pembunuh ini adalah dengan kalimat yang sangat sederhana. Dalam pengerjaan cerita ini, penulis mengangkat dari konflik pribadinya yang pada saat itu benar-benar sangat memumpui keadaanya setelah anak perempuannya meninggal. Novel Aku Pembunuh ini ditulisnya satu bulan setelah kepergian anaknya sekitar bulan September 2012. Dan ia berhasil menyelesaikannya dalam waktu dua bulan. Banyak konflik yang dia alami dalam penulisan novel tersebut. Terlagi di bagian akhir penulisan. Banyak konflik dan bentrokan dalam hatinya. Tentang bagaimana ia harus mengakhiri cerita yang ia alami sendiri, dan tentang kondisinya saat ia masih dalam keadaan terpuruk karena penyakit yang diderita putrinya. Banyak faktor yang mengakibatkan akhirnaya dia memberanikan dirinya untuk menulis karya fiksi ini. Diantaranya adalah karena dia adalah seorang ibu, statusnya sebagai penulis, tekanan dari dirinya sendiri, dan dorongan keluarga yang sangat mendorongnya untuk menulis novel ini. Salah satu instansi yang membantunya dalam penerbitan novel ini adalah Wisma Melati Bunda.

Kikan. Anak perempuannya yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar kelas 1. Usianya masih sekitar 6 tahun. Ia menderita penyakit leukemia akut yang mengakibatkan ia harus menjalankan beberapa kemoterapi, ia harus merelakan helai demi helai rambutnya rontok, menahan kesakitan yang sangat luar biasa karena suntikannya berada di belakang punggungnya, smpai pada akhirnya ia harus menutup matanya di usianya 6 tahun. Salah satu adegan dalam penggalan novel Aku Pembunuh adalah, ketika kikan dirawat di rumah sakit dan meminta ibunya untuk memakai baju pemberian ayahnya.

“ Ibu..ayoo kita pulang ke rumah ayah. Aku sudah rindu sama ayah. Aku ingin memakai baju baru pemberian dari ayah..”

Itu adalah salah satu adegan yang ada dalam novel Aku Pembunuh ini.

“ Aspek pendekatan yang termuat dalam novel Aku Pembunuh ini adalah pendekatan ekspresi. Dan karya ini salah satu karya yang bisa buming dimasa mendatang dengan melihat pengalaman. Dan diksi yang dimasukkan dalam novel ini adalah mengarah pada fiksi.” Ujar Pak Zaenal, Dosen Apresiasi Sastra semester 3 PBSI. Bukan hanya itu saja, teks yang terkandung dalam novel yang penuh inspiratif ini juga menginspirasikan kita tentang sebuah pengorbanan dan doa. Bahasa yang sangat sederhana ini juga membuat para pembaca menjadi mudah untuk memahami dan menganalisis isi kandungan dalam novel ini. Hal ini terungkap dari banyaknya peserta bedah novel yang mengajukan beberapa pertanyaan kepada si penulis. Salah satunya adalah pertanyaan dari saudari Riva Amalia dari kelas 3 H PBSI. Ia menanyakan bahwa : “ Apakah yang memotifasi penulis untuk menulis cerita yang diambilnya dari pengalaman pribadi ini..? lalu konflik apa sajakah yang penulis alami pada saat menulis..? “

Dan penulis menjawab bahwa motifasinya dalam menulis novel Aku Pembunuh ini adalah salah satunya karena nalurinya sebagai seorang ibu.